Jangan memilih jurusan/fakultas Dengan alasan prospek kerja!

Sejak saya kelas 3 SMA kemarin, saya banyak menemukan teman-teman saya berkata:

a. “Masuk FTTM ITB ah, soalnya prospek kerjanya lebih terjamin”

b. “Masuk Kedokteran UNPAD ahh, kan pekerjaanya udah jelas mau jadi dokter”

Saya jarang sekali mendengar:

a. “Masuk Sejarah UNPAD aja, kerena kamu memiliki minat yang besar untuk menguasai pelajaran sejarah”

Sekarang, Jangan teracuni oleh pemikiran:

“Ah prospek kerja aku tu udah terjamin, wong aku sudah kuliah di STEI ITB”.

atau,

“kuliahnya santai aja, males-malesan juga ga apa-apa, orang aku udah kuliah di FTTM ITB. Ntar tau-tau lulus aja”. “Pasti langsung dapet kerja”.

DUA PEMIKIRAN INI SALAH!!!

to the point aja, kalau misalnya kita memilih suatau fakultas hanya karena prospek kerja, tetapi kita tidak termotivasi untuk rajin dan tekun mempelajari dan menjalani kuliah , itu akan mencelakakan kita sendiri, Misalnya kita kuliah di jurusan Teknik Perminyakan, tetapi kita tidak termotivasi sama sekali untuk menjalani kuliahnya, dampaknya akan sangat buruk. Bukan tidak mungkin kita akan mengulang kuliah atau bahkan Drop Out.

Selain itu, Banyak pabrik/perusahaan menyeleksi calon karyawan dengan melihat IPnya semasa kuliah. Biasanya mereka menginginkan mahasiswa dengan IP>2,75 atau IP>3,0. Karena itu kita harus mengejar ilmu demi IP kita dengan cara yang halal. Kalau mahasiswa ketika kuliahnya sudah terbiasa menggunakan cara haram demi IP-nya, ketika kita sudah diterima di perusahaan, kita akan sulit untuk menunjukkan kinerja kita dengan maksimal, apa lagi kalau malas-malasan yang akhirnya berujung pada pemecatan.

Lalu,

“Suatu Jurusan ketika kuliah tidak menjamin tempat kerja kita”.

Contohnya direktur Bank Mandiri yang alumni Teknik Sipil ITB (Lho opo iki, kenopo lulusan teknik sipil iso jadi direktur bank?), Kalau seseorang mempunyai ilmu yang cukup dalam suatu keahlian walaupun berbeda dengan jurusan ketika kuliahnya, dan mengungguli pesaing-pesaingnya, pasti dia yang akan terpilih. Bapak Direktur pun bercerita bahwa ketika pertama bekerja di bank dan belum menjadi direktur, beliau sering membaca buku mengenai ekonomi, manajemen, akuntansi, dan memecahkan soal-soalnya, akhirnya beberapa tahun kemudian dia terpilih menjadi direktur Bank Mandiri Indonesia, walaupun ketika kuliah dia memilih Teknik Sipil.

“Seseorang yang sukses dalam berkarier adalah seseorang yang dapat menjadi ahli problem solving (pemecahan masalah) dalam segala hal”. Untuk dapat menjadi ahli problem solving ini, kita hrus mempunyai motivasi tinggi dalam mempelajari suatu bidang keilmuan yang kita jalani saat itu. Contohnya seperti Direktur Bank Mandiri tadi yang ketika pertama bekerja di bank, dia mulai mempelajari ilmu Ekonomi.

INTINYA: “Belajar adalah jalan menuju sukses

http://www.masukitb.com/c/2595

Tinggalkan komentar